Sejarah MI Ainul Huda

HISTORY OF MADRASAH IBTIDAIYAH AINUL HUDA

Sejarah Perkembangan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ainul Huda Juwet Ngronggot Nganjuk adalah salah satu lembaga Pendidikan Agama Islam yang terletak di Dusun Suruh Desa Juwet Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Dalam lingkup Yayasan Pendidikan tersebut di dalamnya terdapat lembaga pendidikan lain seperti Raudlotul Athfal (RA), Pondok Pesantren, Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), dan Majlis Ta’lim. Mulanya, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ainul Huda Juwet Ngronggot Nganjuk bernama Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama (MINU). Yang didirikan pada tanggal 1 Oktober 1964 oleh KH. Hasyim Yusuf (Alm) yang juga sebagai Kepala Madrasahnya

Pada awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah tersebut belum memiliki gedung sama sekali, sehingga pelaksanaan proses belajar mengajarnya ditempatkan di serambi Masjid dan di rumah Bapak KH. Hasyim Yusuf. Hal ini berlangsung kurang lebih selama 4 tahun, pada tahun 1968 sudah mulai dibangun gedung hasil dari sumbangan masyarakat walaupun keadaannya masih sangat sederhana.

Pada tahun 1971 MINU diganti nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Ainul Huda dengan Kepala Sekolah bernama Bapak Syaifullah. Dengan perkembangan Madrasah tersebut akhirnya mendapat bantuan tenaga Guru negeri satu orang lagi dari pemerintah.  Pada tahun 1978 Madrasah Ibtidaiyah Ainul Huda dinyatakan terdaftar dengan nomor : LM/96/B/1978 oleh Kanwil Departemen Agama Jawa Timur dan yang menjadi Kepala Sekolah tetap Bapak Syaifullah. Pada tahun 1985 atas musyawarah pengurus Madrasah serta dewan Guru Madrasah Ibtidaiyah Ainul Huda diusulkan kepada pemerintah supaya statusnya dapat diakui. Alhamdulillah permintaan tersebut dapat dikabulkan.

Pada tahun 1990 MI Ainul Huda jumlah murid semakin bertambah dan kondisi bangunan pada saat itu tidak mencukupi untuk menampung semua jumlah murid, sehingga ada dua rombongan kelas, yaitu pagi dan siang. Pada tahun 1994 karena kondisi bangunan ada yang sudah tidak layak pakai sehingga sebagian kelas terpaksa dipindah ke sekolah kosong yang berada tidak jauh dari MI Ainul huda (sekarang bangunan itu menjadi balai pertemuan desa dan tahun 2010 ini berkembang lagi menjadi PAUD)

Pada tahun 2001 MI Ainul Huda resmi berada di bawah naungan yayasan Ainul Huda dengan akta notaris Notaris : Yulis Mariawati No. 17/29.1.01/2001. Yang dinahkodai oleh Bapak Ainul Yaqin Hasyim sebagai ketua yayasan sampai sekarang sejak saat itulah MI Ainul Huda resmi secara hukum menjadi bagian dari yayasan pendidikan Islam Ainul Huda. Mulai saat itu MI Ainul Huda sudah semakin maju dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah siswapun semakin bertambah, kedisiplinanpun mulai benar-benar diterapkan.

Seiring perjalannya waktu, MI Ainul Huda berkembang begitu pesat baik infrastruktur maupun suprastrukturnya, bantuan dari pemerintah berupa bangunan fisik maupun non fisik membantu eksistensi madrasah ini menjadi lebih baik. Pada tahun 2005 MI Ainul Huda terakreditasi B, sebuah nilai yang cukup membanggakan untuk madrasah yang terletak di pelosok pedesaan, pinggiran sungai brantas dan kepercayaan masyarakatpun untuk menitipkan anaknya pada madrasah ini menjadi bertambah.

Pada tahun 2005 mendapat bantuan DAK untuk membangun infrastuktur madrasah ini, satu persatu bangunan yang sudah tidak layak pakai di ganti dengan bangunan baru tentunya sedikit lebih gagah. Namun ada sedikit penurunan dari jumlah siswa pada tahun ini, karena terjadi sedikit konflik internal, sehingga kepercayaan dari masyarakatpun mulai menurun, ada beberapa guru negeri yang harus dimutasi ke sekolah lain. Tentunya hal ini tidak menjadikan madrasah ini menjadi menurun prestasinya, karena pada tahun 2006 madrasah inipun mulai bangkit kembali setahun kemudian pamor MI Ainul Huda sudah kembali berkiprah di masyrakat, dan menjadi tempat pelarian masyrakat yang ingin anaknya unggul dalam prestasi dan beraklakul karimah dalam setiap prilakunya.

Sepertinya keberuntungan benar-benar di peroleh oleh MI Ainul Huda pada tahun 2009 bahkan ada yang menganggap tahun 2009 adalah tahun kejayaan bagi MI Ainul Huda namun tidak sedikit juga yang menganggap tahun cobaan. Bantuan demi bantuan baik dari pemerintah maupun dari luar negeri mengucur deras. Awal tahun 2010 bantuan rehap dari kementrian agama menyulap bentuk fisik madrasah ini menjadi bangunan yang bergengsi dan bergaya layaknya sekolah-sekolah faforit di kota-kota. Guru-guru muda lulusan perguruan tinggi pada tahun ini juga mulai bermunculan untuk ikut menyumbangkan tenaga dan fikiranya dalam membangun suprastruktur madrasah ini.

Pada tahun yang sama bantuan dana dari ADB mulai mengisi kekosongan sarana dan prasarana madrasah, bangunan perpustakaan berdiri mentereng di samping gerbang dilengkapi dengan fasilitas aneka jenis buku yang siap mengisi lumbung pengetahuan para siswa. Media pembelajaran tidak ada satupun yang absen di setiap ruangan, ruang kelas lengkap LCD, komputer untuk masing-masing siswa, hostport are menjadikan MI Ainul Huda berani mengejar ketertinggalan pengetahuan dengan sekolah faforit lain yang berada di kota-kota.

Pada akhir tahun 2012 pihak yayasan dan komite madrasah mempunyai gagasan untuk mengembangkan madrasah dengan jalan membeli tanah di sebelah utara bangunan RA Ainul Huda. Tanpa perhitungan yang matang, kemampuan finansial yang tidak diperhitungkan dengan “cerdas” terbelinya tanah tersebut bukan membawa berkah malah membawa malapetaka bagi madrasah. Awal tahun 2014 menjadikan madrasah yang dulunya gagah, madrasah yang sebelumnya terlihat “Wah”, madrasah yang telah merekam ribuah sejarah, harus menanggung beban akibat pembelian sejengkal tanah yang memerah.

dan pada akhir tahun 2015 ini sesuai dengan jernih payah bapak Sa’roni sebagai kepala sekolah, madrasah ibtidaiyah Ainul Huda Juwet mendapatkan dana rehabilitasi sedang dari Dirjen Pendis Sub Bid Sarana Prasarana Kementerian Agama di Jakarta, dana yang tidak cukup besar, namun cukup untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas yang menghambat proses belajar mengajar.

Rehab dari Sub Bid Sarpras Dirjenpendis Kemenag RI itu dimanfaatkan untuk merehab sejumlah ruang kelas mulai dari, pemasangan plafoun, pemasangan keramik, pengecatan, pembuatan area parkir, perbaikan atap yang bocor, pemasangan daun pintu, dan pembuatan gudang telah selesai sejak tanggal 15 Pebruari 2016.

Pada tanggal 18 Pebruari 2016 atas jernih payah pengurus yayasan dan pihak MI Ainul Huda dan Roudhotul Athfal Ainul Huda Yayasan Ainul Huda telah berbadan hukum dan mendapat SK Kemenkumham dengan SK nomor AHU-0009274.AH.01.04 tahun 2016.

Letak Geografis MI Ainul Huda Juwet

MI Ainul Huda terletak di Dusun Suruh Desa Juwet Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk, kurang lebih 7 km arah selatan dari pusat Kecamatan. Adapun batas geografisnya adalah sebagai berikut:

–       Sebelah barat berbatasan dengan desa Tanjungkalang.

–       Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Brantas.

–       Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Brantas.

–       Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kelutan.

Jadi secara geografis dapat diketahui bahwa MI Ainul Huda terletak di antara pinggiran Sungai Brantas yang membujur dari arah barat melengkung ke utara dan tepat di sudut pinggiran Sungai Brantas itulah MI Ainul Huda berdiri tegak.

Keadan Guru dan Siswa

Keadaan guru atau tenaga pengajar yang ada di MI Ainul Huda Juwet Ngronggot Nganjuk tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 13 orang dan masing-masing dipercayakan untuk memegang mata pelajaran sesuai dengan keahlian atau basic pendidikan yang dimilikinya. MI Ainul Huda masih menggunakan guru kelas dari sebagian kelas. Seperti kelas I sampai kelas III. Sedangkan untuk status kepegawaian, hanya ada 1 guru Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan yang lainnya statusnya adalah  guru Guru Tetap Yayasan

Untuk keadaan siswa di MI Ainul Huda Juwet Ngronggot, pada tahun ajaran 2015/2016 berjumlah siswa yang ada di MI Ainul Huda Juwet Ngronggot adalah 194 siswa

Visi dan Misi Madrasah

Visi

Menjadikan Peserta Didik :

  • Ungggul Dalam Prestasi Akademik
  • Berilmu dan Berakhlakul Karimah

Misi Madrasah

  1. Mengantarkan Murid Memiliki Keimanan, Keilmuan Serta Seluruh Budi Pekerti
  2. Memberikan Pelayanan Yang Baik Kepada Murid Dalam Ilmu Pengetahuan Agama dan Umum
  3. Memberian Keteladanan yang Mulia Atas Dasar Nilai-Nilai Keislaman Dalam Masyarakat

Peran dan Kegiatan Komite Madrasah

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional, melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, perluasan efektivitas, efesiensi penyelenggaraan pendidikan dan tercapainya demokratisasi pendidikan perlu dukungan dan peran serta masyarakat dalam wadah Komite Madrasah.

Komite madrasah MI Ainul Huda Juwet mempunyai peran antara lain :

  1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan.
  2. Meningkatkan tanggungjawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
  3. Menciptakan suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel, demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu.
  4. Peran dan kegiatan MGMP, KKG

Dalam rangka meningkatkan mutu tenaga kependidikan, maka para guru di MI Ainul Huda Juwet terlibat langsung dalam kegiatan KKG dan MGMP. Dengan Kelompok Kerja Guru (KKG) maka profesionalisme seorang guru akan diasah, karena mereka bisa senantiasa berdialektika dengan sesama guru lain dalam mengembangkan materi pelajaran yang diampunya. Adanya forum KKG dalam hal ini sangat berperan dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik, karena KKG merupakan forum guru mata pelajaran yang di dalamnya guru saling membantu menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelajaran (content dan adminsitrasi). Kegiatan KKG memberikan peluang untuk saling berbagai pengalaman dan informasi yang berhubungan dengan pedagogik, kurikulum, penialain dan manajemen dan kepemimpinan Madrasah.

Guru di MI Ainul Huda semuanya menjadi bagian dari KKG dan MGMP misalnya dalam pembuatan RPP, kisi-kisi soal dan kegiatan pembelajaran lain semua di selesaikan bareng-bareng dalam forum ini, sehingga mutu pendidikanpun dapat meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Hubungan madrasah dengan dunia usaha/industry

Tidak ada hubungan khusus antara madrasah dengan dunia/usaha atau indursti baik itu ditingkatan lembaga maupun tenaga pendidiknya

Hubungan madrasah dengan Perguruan Tinggi

Tidak ada hubungan yang signifikan antara madrasah dengan perguruan tinggi, hanya saja para guru di MI Ainul Huda Juwet semua lulusan perguruan tinggi jadi misalkan ada kegiatan yang harus melibatkan perguruan tinggi seperti dosen, ataupun organisasi kampus (misal mengadakan pelatihan) sangat mudah untuk menjalin komunikasi.

Masih tentang perguruan tinggi, sesekali memang MI Ainul Huda Juwet sering menjadi obyek penelitian penyusunan skripsi, observasi tugas kuliah, dan PPL dari perguruan tinggi di sekitar wilayah Nganjuk seperti IAIT Kediri, STAIN Kediri, STAIM Nglawak. Hanya saja hal ini tidak bersifat kontinyu sehingga tidak ada tindak lanjut yang jelas, namun ini membutktikan bahwa antusias masyarakat akademis (perguruan tinggi) untuk ikut serta dalam pendidikan di MI Ainul Huda.

Pelatihan perangkat pembelajaran dari program MEDP kemarin MI Ainul Huda Juwet juga melibatkan tim PKPPI (Pusat Kajian Pengembangan Pendidikan Islam) STAIN Kediri untuk mengambil tutor dalam pelatihan yang dilakukan dua putaran. Ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung MI Ainul Huda Juwet mempunyai hubungan dengan perguruan tinggi yang berada di sekitar kabupaten Nganjuk

Hubungan Madrasah dengan ormas pendidikan

Meski di lokasi MI Ainul Huda Juwet merupakan basis dari IPPNU dan IPPNU namun dalam standarisasi umur, usia MI Masih belum dirasa cukup untuk berkiprah dalam organisasi ini. Sehingga organisasi Pramuka menjadi satu-satunya ogranisasi yang berjalan dan aktif sampai saat ini.

Sebagai tambahan, secara formalitas memang MI Ainul Huda Tidak menjalin hubungan yangn serius dengan ogranisasi masyarakat, artinya tidak ada ikatan stuktural antara organisasi masyarakat dengan MI Ainul Huda. Namun, karena mayoritas penduduk di sekitar MI Ainul Huda Juwet adalah nahdliyin dan para pengajar juga rata-rata orang yang berpengaruh dalam organisasi besar ini, maka secara kultural MI Ainul Huda adalah bagian dari organisasi Nadlotul Ulama’ yang berasaskan ahlisunah waljamaan. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi ini yang secara langsung melibatkan wali murid MI Ainul Huda.

Hubungan madrasah dengan LPMP

Di MI Ainul Huda hingga detik ini belum punya LPMP.

Hubungan Madrasah dengan Lembaga Bimbingan Belajar

Untuk bimbingan belajar mulai tahun ajaran 2008/2009 memang sudah ada hubungan yang erat. Hal ini bermula dari salah satu guru MI Ainul Huda yang membuka bimbingan belajar yang bernama “Assa’aadah”, seiring berjalannya waktu ternyata lembaga bimbingan belajar ini disambut antusias oleh para wali murid. Sehingga sampai saat ini lembaga bimbingan belajar “Assa’aadah” menjadi bagian dari MI Ainul Huda, karena peserta bimbingan belajar yang paling banyak adalah dari siswa MI Ainul Huda, dan guru pengajarnya semua juga dari MI Ainul Huda.

Memang tidak ada kewajiban atau dorongan khusus dari kebijakan MI Ainul Huda untuk ikut dalam bimbingan belajar, namun karena kepercayaan dari wali murid akan eksistensi lembaga bimbingan belajar ini, menjadikan lembaga bimbingan belajar ini seakan-akan menjadi bagian dari MI Ainul Huda.

Hubungan Madrasah dengan Lembaga Internasional/Nasional.

Sejak tahun 2009 MI Ainul Huda menjadi salah satu madrasah di Kabupaten Nganjuk yang menjadi sasaran MEDP. Sehingga baru pada tahun itu pula madrasah ini menjalin hubungan dengan organisasi internasional ADB, karena dana dari program MEDP adalah hasil utang dari ADB.

Sedangkah hubungan dengan lembaga Nasional bisa dipastikan sama dengan lembaga pendidikan yang lain, karena ini madrasah maka Kementrian Agama adalah naungannya dan Dikpora

Hubungan Madrasah dengan Yayasan Pendidikan/Badan Hukum Pendidikan Penyelenggara.

MI Ainul Huda Juwet adalah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Ainul Huda. Dalam Yayasan Ainul Huda ini terdiri beberapa lembaga pendidikan antara lain RA Ainul Huda, MI Ainul Huda, Pondok Pesantren Ainul Huda, yang kesemuanya itu bergerak dalam dunia pendidikan. Sehingga semua lembaga yang berada di bawah naungan Ainul Huda adalah masuk dalam keluarga yayasan Ainul Huda.

Hubungan Madrasah dengan Media Massa

MI Ainul Huda tidak pernah menjalin hubungan dengan media masa, kecuali beberapa lembaga pemerintah yang mengeluarkan media masa, seperti kantor kementerian agama dengan “Majalah Mimbar” yang menjadi langgangan MI Ainul Huda dari kantor kementrian Agama.

Serta majalah lain dari lembaga lokal yang belum jelas dan tidak bisa dipastikan keluarnya, seperti majalah dari KKMI dan lain-lain

Hubungan Madrasah dengan Pemerintah Daerah

Hubungan dengan pemerintah daerah hanya sebatas hubungan kedinasan saja, misalkan ada kegiatan-kegiatan dari pemerintah daerah yang harus melibatkan lembaga pendidikan MI Ainul Huda maupun sebaliknya. tidak ada hubungan lain yang menjadi agenda rutinitas antara MI Ainul Huda dengan pemerintah daerah.

 

3 comments on “Sejarah MI Ainul Huda

  1. Pada tahun 1994 sebagian kelas terpaksa dipindah ke sekolah kosong yang berada tidak jauh dari MI Ainul huda (sekarang bangunan itu menjadi balai pertemuan desa dan tahun 2010
    Informasi mengenai ini salah, sekolah kosong itu tdk pernah di gunakan lagi mulai thn 80an sampai dibangun menjadi Gedung serba Guna

  2. Mohon maaf Sekedar tanya… Mengapa MI ainul huda kok tidak didaftarkan untuk dinegerikan saja, Biar mutu pendidikan nya lebih maju & Berkualitas… Trimakasih

Tinggalkan komentar